Setelah sunat, ayah bunda harus mengajarkan pada anak cara merawat dirinya sendiri meski ada pengawasan secara langsung. Dengan pengetahuan singkat cara merawat dirinya, mereka tidak akan melakukan hal-hal yang menyebabkan kemaluan jadi terluka, jahitan lepas, perdarahan, hingga yang paling parah mengalami infeksi.

Selain sunat dengan metode klamp dimana anak yang habis disunat dianjurkan untuk mandi dan klamp yang terpasang harus dibasahi air. Sunat dengan metode lain, luka bekas potongan di kulit kulup dipasang perban. Perban ini harus dijaga tetap kering, perban yang basah meyebabkan bekas luka basah, lembab dan memperlambat proses penyembuhan. Namun demikian, anak atau yang habis disunat bisa tetap mandi, hanya diusahakan air tidak sampai mengenai perban yang dipakai untuk menutupi lukanya.

Salah perawatan yang harus diajarkan pada anak adalah saat mereka mandi. Karena luka sunat bermacam-macam dan bergantung metode, ayah bunda harus menekankan kebersihan. Misal kemaluan yang sudah disunat tidak boleh terkena air dulu agar cepat kering dan tidak mengalami infeksi.

Berikut beberapa tips mandi cerdas setelah sunat yang bisa ayah bunda ajarkan pada anak.

1. Mandi dengan Menggunakan Kain Lap

Karena mandi secara konvensional seperti menggunakan gayung atau shower memungkinkan air mengenai area kemaluan, ayah bunda harus mengajarkan anak untuk tidak melakukannya. Di awal perawatan, ajarkan cara menggunakan kain lap untuk membersihkan tubuhnya dari kotoran yang menempel seharian.

Setelah anak bisa melakukannya, hanya awasi saja saat mereka. Kalau ada kesalahan benarkan. Biarkan anak sedikit mandiri untuk merawat dirinya sendiri kecuali mereka masih sangat kecil seperti masih balita atau anak-anak.

2. Melindungi Kemaluan dengan Alat

Kalau ayah bunda ingin anak bisa mandi seperti biasa khususnya di tubuh bagian atasnya, beli atau buat alat untuk melindungi kemaluan. Alat ini digunakan untuk melindungi air masuk dan menyebabkan infeksi. Siapkan alat ini dengan baik dalam bentuk celana atau pelindung yang diikatkan pada pinggang dan menyerupai payung, bahkan ada celana dalam dari plastik sehingga saat mandi lebih nyaman.

Dengan alat ini anak masih bisa mandi seperti biasa meski bagian bawah harus tetap dilap dengan kain yang dicelup dengan air. Ayah bunda juga bisa memberi tahu anak agar mereka mandi perlahan-lahan agar air tidak terciprat dan menyebabkan luka di kemaluan tidak segera kering.

Untuk pasien dewasa, mandi bisa dilakukan dengan terlebih dahulu membungkus penis dengan plastik atau kondom. Pada saat menyiramkan air ke badan usakan posisi penis sambil dipegang ke arah atas agar air tetap tidak merembes ke dalam plastik atau kondom dan membasahi perbannya.

3. Menggunakan Air Hangat

Ada dua alasan mengapa ayah bunda harus menyediakan air hangat saat anak akan mandi setelah sunat. Pertama air yang dipanaskan akan terbebas dari bakteri yang berbahaya. Jadi, saat terciprat ke luka dari kemaluan tidak akan menyebabkan masalah. Cukup segera dikeringkan perlahan-lahan dengan kain yang lembut.

Penggunaan air hangat juga dilakukan untuk memberikan efek relaks pada anak. Terkadang rasa nyeri pasca khitan yang dirasakan membuat anak jadi sedikit takut untuk buang air kecil pertama saat baru selesai khitan. Dengan memakai air hangat, badan rileks, tidak terlalu tida tegang. Jadi. biarkan mereka merasa nyaman sembari membersihkan tubuhnya dengan mudah karena air hangat bisa membuat kotoran mudah hilang.

4. Mengecek Kondisi Luka dari Kemaluan Secara Berkala

Mandi yang cerdas tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Hal pertama yang harus dilakukan adalah melihat luka dari kemaluan anak dulu. Kalau luka semakin membaik, ayah bunda bisa meminta mereka mandi sendiri. Namun, kalau lukanya tidak segera sembuh, ayah bunda bisa membantu anak untuk mandi dan segera memeriksakan mereka ke dokter.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *